DIABETES Mellitus atau kerap disebut kencing manis dapat diartikan terdapatnya glukosa dalam air kencing seseorang. Hal itu terjadi karena glukosa dalam darah tidak dapat dicerna tubuh, karena tubuh kekurangan insulin.
Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit degeneratif yang memerlukan upaya penanganan yang tepat dan serius. Apabila tidak dilakukan penanganan secara cermat, dampak dari penyakit tersebut dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit serius lainnya, di antaranya, jantung, stroke, disfungsi ereksi, gagal ginjal, dan kerusakan system syaraf.
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia menempati urutan keenam di dunia sebagai negara dengan jumlah penderita Diabetes Mellitusnya terbanyak setelah India, China, Uni Sovyet, Jepang, dan Brasil. Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 5 juta dengan peningkatan sebanyak 230.000 pasien diabetes pertahunnya, sehingga pada tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 12 juta penderita.
Untuk diketahui, terdapat dua tipe Diabetes, yaitu, Diabetes Tipe I (IDDM/ tergantung insulin) dan Diabetes Tipe II (NIDDM/ tidak tergantung insulin)
Gejala - Gejala Diabetes
Gejala diabetes tipe I muncul secara tiba-tiba pada saat usia anak-anak (di bawah 20 tahun), sebagai akibat dari adanya kelainan genetika, sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin dengan baik.
Antara lain :
- Berat badan menurun
- Kelelahan
- Penglihatan kabur
- Sering buang air kecil
- Terus menerus lapar dan haus
- Meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni
Gejala-gejala diabetes tipe II muncul secara perlahan-lahan sampai menjadi gangguan yang jelas, dan pada tahap permulaannya sama seperti gejala diabetes tipe I.
Penyebab Diabetes
Saat ini, faktor utama munculnya penyakit diabetes berkaitan langsung dengan pola hidup masyarakat. Konsumsi makanan yang tidak seimbang serta kurangnya aktivitas fisik dapat memicu timbulnya penyakit kencing manis.
Disamping itu, adanya stress, kelainan genetika, usia yang semakin lama semakin tua dapat pula menjadi salah satu faktor penyebab timbulnya penyakit diabetes.
Pencegahan Diabetes
Penyakit ini dapat dicegah dengan merubah pola makan yang seimbang. Kurangi makanan yang banyak mengandung protein, lemak, gula, dan garam. Perbanyak melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari. Diantaranya, berenang, bersepeda, jogging, jalan cepat, serta rajin memeriksakan kadar gula urine setiap tahun.
Cara Mengatasi Diabetes
Kalau sudah positif diabetes, maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter dan ikuti anjuran dokter dengan penuh disiplin. Selain itu, perlu melakukan diet, karena diet merupakan langkah awal dari usaha untuk mengendalikan diabetes. Namun, sebaiknya ketika melakukan diet, perlu juga dibarengi dengan olah raga secara teratur. Tidak kalah pentingnya, lakukan pemeriksaan darah untuk mengukur kadar gula diabetes, yang merupakan suatu gangguan kelainan kadar gula darah karena rusaknya sel beta pancreas, sehingga perlu dikontrol dengan cermat.
Sumber : (p21)
[Info Nutrisi]
Wednesday, November 29, 2006
Saturday, November 11, 2006
Hati-hati Konsumsi Antimabuk
(01 Nov 2005, 158 x , cetak, Komentar)
MAKASSAR -- Saatnya mudik, saatnya konsumsi antimabuk. Ini bagi mereka yang memang sering bermasalah dengan kendaraan. Dalam arti, saat naik kendaraan, ia selalu berhadapan dengan problem mabuk. Akhirnya, konsumsi obat antimabuk selalu menjadi pilihan.
Yang punya kebiasaan mabuk, konsumsi obat antimabuk memang sangat membantu. Pasalnya, cukup dengan itu, ia bisa tertidur dan tiba sampai di tujuan tanpa harus sibuk dengan urusan mual-mual.
Akan tetapi, apakah itu tidak berbahaya bagi kesehatan? Menurut spesialis penyakit saraf dr Jumraini Tammasse, Sp.S, mengonsumsi obat antimabuk dalam dosis tepat tentu tidak masalah. Apalagi, antimabuk ini memang bisa membantu menjaga keseimbangan dalam perjalanan.
"Dengan meminum obat antimabuk, yang bersangkutan biasanya mengantuk dan tertidur, sehingga keseimbangannya bisa tetap terjaga selama perjalanan,"kata dokter jebolan Unhas ini.
Akan tetapi, katanya, semua harus sesuai dosis. Tentunya, dosis itu ada untuk dewasa dan anak-anak. Kalau konsumsinya berlebihan, tentu akan mengganggu sistem saraf pusat, sehingga bisa menimbulkan depresi.
Bagaimana dengan mereka yang perjalanannya cukup jauh, sehingga harus mengonsumsi beberapa kali atau beberapa butir? Jumraini menjelaskan, efektifnya obat antimabuk itu sampai enam jam perjalanan. Untuk mencapai hasiloptimal, itu dikonsumsi satu jam sebelum naik kendaraan, kendati ada juga yang reaksinya lebih cepat.
Oleh karena itu, untuk perjalanan yang hanya sampai enam jam tentu cukup satu biji. Bagi yang agak keras mabuknya, bisa sampai satu setengah sampai dua biji. Kalau perjalanannya memakan waktu di atas enam jam, tentu setelah enam jam itu baru bisa mengonsumsi lagi.
Dalam perjalanan, kadang-kadang ada orang yang lupa mengonsumsi sejam sebelum perjalanan. Di perjalanan atau pada saat merasakan tubuhnya tidak lagi seimbang, baru mereka mengonsumsi antimabuk. Apakah itu masihberpengaruh? Menurut Jumraini, itu tetap ada pengaruhnya. Tergantung reaksi tubuhnya. Bagi yang cepat, mungkin saja masih dalam perjalanan reaksinya sudah dirasakan. Akan tetapi, bagi yang lambat, bisa jadi, setelah tiba di perjalanan baru muncul ngantuknya. Kendati demikian, tetap saja harus mengonsumsi sesuai dosis. Sebab jika berlebih bisa membahayakan.
Mengenai ragam obat antimabuk yang ada dijual secara umum, dijelaskan bahwa jenisnya memang ada banyak. Hanya saja, untuk mabuk perjalanan, tampaknya memang hanya satu jenis yang populer, serta dijual bebas. Walau demikian, mengonsumsi obat antimabuk juga harus tetap selektif.
[Info Nutrisi]
MAKASSAR -- Saatnya mudik, saatnya konsumsi antimabuk. Ini bagi mereka yang memang sering bermasalah dengan kendaraan. Dalam arti, saat naik kendaraan, ia selalu berhadapan dengan problem mabuk. Akhirnya, konsumsi obat antimabuk selalu menjadi pilihan.
Yang punya kebiasaan mabuk, konsumsi obat antimabuk memang sangat membantu. Pasalnya, cukup dengan itu, ia bisa tertidur dan tiba sampai di tujuan tanpa harus sibuk dengan urusan mual-mual.
Akan tetapi, apakah itu tidak berbahaya bagi kesehatan? Menurut spesialis penyakit saraf dr Jumraini Tammasse, Sp.S, mengonsumsi obat antimabuk dalam dosis tepat tentu tidak masalah. Apalagi, antimabuk ini memang bisa membantu menjaga keseimbangan dalam perjalanan.
"Dengan meminum obat antimabuk, yang bersangkutan biasanya mengantuk dan tertidur, sehingga keseimbangannya bisa tetap terjaga selama perjalanan,"kata dokter jebolan Unhas ini.
Akan tetapi, katanya, semua harus sesuai dosis. Tentunya, dosis itu ada untuk dewasa dan anak-anak. Kalau konsumsinya berlebihan, tentu akan mengganggu sistem saraf pusat, sehingga bisa menimbulkan depresi.
Bagaimana dengan mereka yang perjalanannya cukup jauh, sehingga harus mengonsumsi beberapa kali atau beberapa butir? Jumraini menjelaskan, efektifnya obat antimabuk itu sampai enam jam perjalanan. Untuk mencapai hasiloptimal, itu dikonsumsi satu jam sebelum naik kendaraan, kendati ada juga yang reaksinya lebih cepat.
Oleh karena itu, untuk perjalanan yang hanya sampai enam jam tentu cukup satu biji. Bagi yang agak keras mabuknya, bisa sampai satu setengah sampai dua biji. Kalau perjalanannya memakan waktu di atas enam jam, tentu setelah enam jam itu baru bisa mengonsumsi lagi.
Dalam perjalanan, kadang-kadang ada orang yang lupa mengonsumsi sejam sebelum perjalanan. Di perjalanan atau pada saat merasakan tubuhnya tidak lagi seimbang, baru mereka mengonsumsi antimabuk. Apakah itu masihberpengaruh? Menurut Jumraini, itu tetap ada pengaruhnya. Tergantung reaksi tubuhnya. Bagi yang cepat, mungkin saja masih dalam perjalanan reaksinya sudah dirasakan. Akan tetapi, bagi yang lambat, bisa jadi, setelah tiba di perjalanan baru muncul ngantuknya. Kendati demikian, tetap saja harus mengonsumsi sesuai dosis. Sebab jika berlebih bisa membahayakan.
Mengenai ragam obat antimabuk yang ada dijual secara umum, dijelaskan bahwa jenisnya memang ada banyak. Hanya saja, untuk mabuk perjalanan, tampaknya memang hanya satu jenis yang populer, serta dijual bebas. Walau demikian, mengonsumsi obat antimabuk juga harus tetap selektif.
[Info Nutrisi]
Wednesday, November 01, 2006
Akibat Kurang Tidur
Banyak orang menganggap kurang tidur merupakan hal biasa padahal menurut sebuah penelitian dari Universitas Pennsylvannia, kekurangan tidur sama berbahaya dengan tidak tidur.
Para peneliti menemukan orang yang tidur hanya empat sampai enam jam per malam bereaksi lebih lambat dibanding mereka yang tidur selama delapan jam. Kondisi ini juga sama pada mereka yang tidak tidur selama dua malam walaupun mereka mengatakan tidak merasa lelah padahal ini adalah awal dari sebuah masalah.
Menurut penelitian orang dewasa membutuhkan tidur selama delapan jam dalam satu hari. Jumlah ini akan bervariasi dari satu orang ke orang lain tergantung jumlah kegiatan yang dilakukan.
Penelitian yang dilakukan pada 48 orang dewasa sehat yang berumur 21 sampai 38 tahun, usia dimana paling dikaitkan dengan kekurangan tidur akibat tuntutan pekerjaan.
Kekurangan tidur mungkin tidak terlalu berpengaruh pada penampilan rutinitas sepanjang hari namun dapat memicu masalah fisik seperti:
Obesitas: Tidur memegang peranan dalam kemampuan tubuh untuk mengeluarkan neurohormon karena ketika jumlah pengeluaran hormon menurun, kesempatan bertambah berat badan meningkat.
Tekanan darah: Tekanan darah secara alami akan turun selama tidur. Namun akibat kekurangan tidur dapat memicu hipertensi dan masalah kardiovaskular.
Diabetes: Kemampuan tubuh menggunakan insulin dapat terganggu akibat kekurangan tidur sehingga memicu diabetes.
Menurut National Sleep Foundation dalam sebuah polling tahun 2002 di Amerika ditemukan sebanyak 47 juta orang dewasa tidak mendapatkan jumlah minimal tidur yang mereka butuhkan setiap malam.
Naah...jangan sepelekan istirahat ya..Mari kita coba atur porsi bekerja dan istirahat kita sebaik mungkin agar terhindar dari penyakit di kemudian hari.
Info: Unknown milist
Para peneliti menemukan orang yang tidur hanya empat sampai enam jam per malam bereaksi lebih lambat dibanding mereka yang tidur selama delapan jam. Kondisi ini juga sama pada mereka yang tidak tidur selama dua malam walaupun mereka mengatakan tidak merasa lelah padahal ini adalah awal dari sebuah masalah.
Menurut penelitian orang dewasa membutuhkan tidur selama delapan jam dalam satu hari. Jumlah ini akan bervariasi dari satu orang ke orang lain tergantung jumlah kegiatan yang dilakukan.
Penelitian yang dilakukan pada 48 orang dewasa sehat yang berumur 21 sampai 38 tahun, usia dimana paling dikaitkan dengan kekurangan tidur akibat tuntutan pekerjaan.
Kekurangan tidur mungkin tidak terlalu berpengaruh pada penampilan rutinitas sepanjang hari namun dapat memicu masalah fisik seperti:
Obesitas: Tidur memegang peranan dalam kemampuan tubuh untuk mengeluarkan neurohormon karena ketika jumlah pengeluaran hormon menurun, kesempatan bertambah berat badan meningkat.
Tekanan darah: Tekanan darah secara alami akan turun selama tidur. Namun akibat kekurangan tidur dapat memicu hipertensi dan masalah kardiovaskular.
Diabetes: Kemampuan tubuh menggunakan insulin dapat terganggu akibat kekurangan tidur sehingga memicu diabetes.
Menurut National Sleep Foundation dalam sebuah polling tahun 2002 di Amerika ditemukan sebanyak 47 juta orang dewasa tidak mendapatkan jumlah minimal tidur yang mereka butuhkan setiap malam.
Naah...jangan sepelekan istirahat ya..Mari kita coba atur porsi bekerja dan istirahat kita sebaik mungkin agar terhindar dari penyakit di kemudian hari.
Info: Unknown milist
Subscribe to:
Posts (Atom)