Mendengkur atau lebih dikenal dengan istilah ngoroktak hanya dialami orang dewasa, ngorok juga dialamianak-anak. Bagi kebanyakan orang dewasa 'penyakitberisik' ini bisa memicu berbagai masalah, sama halnyadengan dengkuran yang dialami anak-anak.
Sebuah penelitian yang diterbitkan di Hongkong, Senin(28/11/05) menyebutkan bahwa anak-anak yang mendengkursaat tidur dua kali lebih mungkin mengalami penurunanprestasi di sekolah dan menderita hiperaktif.
Dari penelitian tersebut mencatat, sekitar 23 persenanak-anak yang tidurnya mengorok memiliki rekorakademis buruk dibanding 13,5 persen mereka yang takmendengkur sewaktu tidur.
Pengkajian yang dilakukan para pakar gangguanpernafasan terkait dengan pola tidur di ChineseUniversity, Hongkong, juga menemukan bahwa parapendengkur lebih memiliki kemungkinan untuk cepat naikdarah, dengan 35 persennya memiliki kontrol perangaiyang buruk, 75 persen lebih tinggi dari pada merekayang tidak mendengkur.
Pendengkur juga memiliki kecenderungan kuat untukhiperaktif, dengan 23% yang diagnosa memang demikian adanya ketimbang 13% mereka yang tidak ngorok.
Asal Muasal Ngorok
Bisa dibilang ngorok adalah penyakit berisik yangsangat menganggu baik bagi si pendengkur sendirimaupun bagi si pendengar. Tapi yang pasti, dengkuranmenandakan adanya penyumbatan di saluran pernapasansaat seseorang sedang tidur. Nah, suara dengkuran yangmenggangu tersebut berasal dari usaha udara untukmelewati saluran sempit tersebut yang akhirnya keluarsebagai suara dengkuran.
Sederhananya, saat kita tidur, otot menjadi lebih rileks ketimbang saat kita terjaga (termasuk ototpernapasan), otot yang rileks membuat saluran napas menyempit dan mengakibatkan penyumbatan. Kondisi tersebut makin diperparah apabila penderita dalamposisi tidur telentang, sehingga lidah yang melemas terjatuh ke belakang, yang makin menimbulkan penyumbatan dan menciptakan getaran suara dengkuran.
Mendengkur sendiri dibedakan menjadi beberapa jenis,ada dengkuran ringan, dengan suara halus danberlangsung terus-menerus yang dijumpai saat awaltidur dan umumnya merupakan tanda kelelahan.
Jenis lainnya adalah dengkuran keras, terputus-putus, serta diikuti hentakan napas yang dalam. Dalam istilah medis, pola dengkur henti napas ini disebut obstructive sleep apnea syndrome (OSAS).
Biasanya penderita gangguan napas obstruktif saattidur (OSAS) ini sering terbangun pada malam hari dengan jantung berdebar dan saat bangun pagi, biasanya penderita merasa kurang tidur, badan menjadi tak segar, dan tak jarang disertai sakit kepalaPrestasi BurukOSAS juga bisa juga menyerang anak-anak yang memiliki porsi berat badan berlimpah (gemuk) atau anak yangmenderita pembesaran amandel. Karena kurangnya tidurdimalam hari membuat anak menjadi mengantuk saat disekolah, bahkan membuat mereka dicap sebagai pemalas.
ngantuk di kelas
Mereka mengeluhkan rasa kantuknya yang berlebihan, bahkan bisa sangat menganggu aktivitas mereka. Takjarang penderita bisa tertidur di kelas, di tempat umum, saat belajar, diskusi, bahkan saat menunggu lampu lalu lintas berganti hijau.
Gangguan konsentrasi dan kecenderungan menjadi pelupa adalah akibat rendahnya kualitas dan kuantitas tidur. Perubahan tingkah laku seperti mudah tersinggung,marah, agresif, pencuriga, cemas, dan depresi sering menyertai penderita ngorok.
Albert Martin, ketua riset tersebut, mengatakan dirinya yakin anak-anak yang tidurnya mengorok lebih memiliki kecenderungan untuk berprestasi buruk disekolah karena mendengkur mengurangi kualitas tidur mereka.
Menurutnya, para orang tua yang anaknya tidur mengorok sebaiknya membawa anak mereka ke rumah sakit atau klinik guna menjalani pemeriksaan. Mengorok diyakini mempengaruhi perkembangan otak pada anak-anak dengan memotong pasokan oksigen ke otak selama tidur.
Sunday, March 12, 2006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment